Penerapan Ilmu Fengshui dalam Bisnis yang Diyakini Bisa Bikin Kaya
Penerapan Ilmu Fengshui dalam Bisnis yang Diyakini Bisa Bikin Kaya; Termasuk Penyebab Orang Cina Menghindari Angka 4_Bisa sukses dan memiliki bisnis yang besar, pastinya merupakan impian semua orang. Tapi untuk mencapai hal tersebut, tentunya tidaklah mudah dan membutuhkan proses dan perjuangan yang panjang. Dan selain kerja keras, sebagian orang punya keyakinan tertentu yang biasa mereka lakukan guna memuluskan niat mereka untuk sukses.
Dan dari sekian banyak keyakinan, tidak sedikit masyarakat kita yang menerapkan ilmu fengshui dalam bisnis atau kehidupan mereka. Fengshui dalam kebudayaan cina merupakan ilmu topografi cina kuno yang dipercaya dapat memperbaiki hubungan antara manusia, surga ( astronomi ) dan bumi ( geografi ) agar hidup harmonis dengan menerima “qi” positif sebagai energi yang tidak terlihat di alam.
Berikut adalah beberapa contoh pedoman atau keyakinan yang biasanya di lakukan oleh kalangan pebisnis yang menerapkan ilmu fengshui dalam menjalankan bisnisnya, agar bisa sukses dan diberi banyak kemudahan.
1. Menghindari angka 4
Dalam bahasa cina, angka 4 dilafalkan shi yang memiliki arti kematian. Ini menjadi alasan tidak adanya angka 4 pada lift gedung – gedung pencakar langit yang ada dikota besar, khususnya bila gedung tersebut di miliki oleh pengusaha china. Angka atau lantai 4 pada lift biasanya diganti dengan simbol 3a. Selain itu angka 4 juga dianggap akan membawa ketidakberuntungan atau bisa terkenal sial atau celaka.
2. Kebiasaan menggantung bel di depan pintu
Dalam ilmu fengshui, meletakkan bel yang dhiasi dengan pita merah di depan pintu dapat dijadikan sebagai penarik pelanggan. Menurut budaya etnis tionghoa, warna merah melambangkan kemakmuran, keberuntungan serta semangat hidup.
3. Jendela sebagai pintu rezeki
Pintu masuk harus menghadap ruangan kosong atau tidak boleh dihalangi oleh furniture yang ada di ruangan. Ini bertujuan untuk melancarkan aliran positif yang masuk ke dalam ruangan. Selain itu, kondisi ini juga dipercaya dapat memberikan rasa nyaman bagi pelanggan yang akan memasuki tempat usaha / toko Anda.
4. Elemen depan pintu dan peletakannya
Dalam ilmu fengshui, jendela sangat dipercaya sebagai gerbang datangnya rezeki atau kemakmuran. Keberadaan jendela dirumah menjadi sarana masuknya energi positif ke dalam rumah atau tempat usaha Anda.
5. Desain atau interior toko yang membingungkan
Cemin dalam ilmu fengshui dipercaya mendatangkan nasib baik. Ini menjadi alasan banyaknya cermin yang akan Anda temukan pada rumah atau tempat usaha etnis tionghoa. Selain itu, jangan menempatkan cermin tepat dihadapan pintu masuk. Karena itu akan menghalangi energi positif yang akan masuk.
6. Penggunaan cermin
Konsep desain ikea pada toko atau tempat usaha menjadi bagian yang dipercaya dapat meningkatkan kemakmuran usaha. Konsep ini pun sudah banyak diterapkan oleh pengusaha non tionghoa. Pengunjung yang terperangkap dalam interior ipeka akan merasa kebingungan. Secara tidak langsung, ini menjadi kesempatan bagi para pengusaha untuk memperkenalkan produk lainnya kepada pengunjung.
7. Pemilihan dan penempatan furniture atau etalase yang tepat
Ilmu fengshui sangat menyarankan untuk menempatkan etalase atau furniture di bagian atau posisi yang tidak menghalangi arah datangnya aura positif. Pemilihan furniture pun harus diperhatikan, dalam kebudayaan tionghoa kuno, furniture dengan bagian yang tajam dapat menghalangi atau menghentikan aura positif yang akan masuk rumah atau tempat usaha Anda.
8. Logo usaha berdasarkan falsafah tradisional
Patung katak kaki bertiga sering Anda lihat pada bagian pintu masuk toko atau tempat usaha para etnis tionghoa. Dalam budaya cina kuno, patung ini sangat dipercaya sebagai pembawa keberuntungan. Selain didepan pintu, patung katak berkaki tiga ini kerap diletakkan di bawah meja atau di dalam lemari.
9. Patung atau benda yang mendatangkan hoki
Logo atau merk dagang dalam fengshui adalah doa. Pemilihan kata harus bermakna positif dengan tujuan untuk mendatangkan kemakmuran
Kebudayaan memang dapat dijadikan panduan dalam menjalani tradisi kehidupan. Bagi mereka yang meyakininya, kemajuan zaman tidaklah menyurutkan atau melunturkan keyakinan yang di turunkan secara turun temurun oleh para leluhur. Ilmu fengshui masih sangat dipercaya oleh sebagian besar pengusaha tionghoa bahkan oleh mereka yang non tionghoa sebagai media pendatang hoki. Percaya atau tidak percaya, sebagai bangsa yang menghargai warisan budaya, tentu kita harus menghormati tradisi tersebut. Asalkan tidak merugikan orang lain.
Berikut adalah beberapa contoh pedoman atau keyakinan yang biasanya di lakukan oleh kalangan pebisnis yang menerapkan ilmu fengshui dalam menjalankan bisnisnya, agar bisa sukses dan diberi banyak kemudahan.
1. Menghindari angka 4
Dalam bahasa cina, angka 4 dilafalkan shi yang memiliki arti kematian. Ini menjadi alasan tidak adanya angka 4 pada lift gedung – gedung pencakar langit yang ada dikota besar, khususnya bila gedung tersebut di miliki oleh pengusaha china. Angka atau lantai 4 pada lift biasanya diganti dengan simbol 3a. Selain itu angka 4 juga dianggap akan membawa ketidakberuntungan atau bisa terkenal sial atau celaka.
2. Kebiasaan menggantung bel di depan pintu
Dalam ilmu fengshui, meletakkan bel yang dhiasi dengan pita merah di depan pintu dapat dijadikan sebagai penarik pelanggan. Menurut budaya etnis tionghoa, warna merah melambangkan kemakmuran, keberuntungan serta semangat hidup.
3. Jendela sebagai pintu rezeki
Pintu masuk harus menghadap ruangan kosong atau tidak boleh dihalangi oleh furniture yang ada di ruangan. Ini bertujuan untuk melancarkan aliran positif yang masuk ke dalam ruangan. Selain itu, kondisi ini juga dipercaya dapat memberikan rasa nyaman bagi pelanggan yang akan memasuki tempat usaha / toko Anda.
4. Elemen depan pintu dan peletakannya
Dalam ilmu fengshui, jendela sangat dipercaya sebagai gerbang datangnya rezeki atau kemakmuran. Keberadaan jendela dirumah menjadi sarana masuknya energi positif ke dalam rumah atau tempat usaha Anda.
5. Desain atau interior toko yang membingungkan
Cemin dalam ilmu fengshui dipercaya mendatangkan nasib baik. Ini menjadi alasan banyaknya cermin yang akan Anda temukan pada rumah atau tempat usaha etnis tionghoa. Selain itu, jangan menempatkan cermin tepat dihadapan pintu masuk. Karena itu akan menghalangi energi positif yang akan masuk.
6. Penggunaan cermin
Konsep desain ikea pada toko atau tempat usaha menjadi bagian yang dipercaya dapat meningkatkan kemakmuran usaha. Konsep ini pun sudah banyak diterapkan oleh pengusaha non tionghoa. Pengunjung yang terperangkap dalam interior ipeka akan merasa kebingungan. Secara tidak langsung, ini menjadi kesempatan bagi para pengusaha untuk memperkenalkan produk lainnya kepada pengunjung.
7. Pemilihan dan penempatan furniture atau etalase yang tepat
Ilmu fengshui sangat menyarankan untuk menempatkan etalase atau furniture di bagian atau posisi yang tidak menghalangi arah datangnya aura positif. Pemilihan furniture pun harus diperhatikan, dalam kebudayaan tionghoa kuno, furniture dengan bagian yang tajam dapat menghalangi atau menghentikan aura positif yang akan masuk rumah atau tempat usaha Anda.
8. Logo usaha berdasarkan falsafah tradisional
Patung katak kaki bertiga sering Anda lihat pada bagian pintu masuk toko atau tempat usaha para etnis tionghoa. Dalam budaya cina kuno, patung ini sangat dipercaya sebagai pembawa keberuntungan. Selain didepan pintu, patung katak berkaki tiga ini kerap diletakkan di bawah meja atau di dalam lemari.
9. Patung atau benda yang mendatangkan hoki
Logo atau merk dagang dalam fengshui adalah doa. Pemilihan kata harus bermakna positif dengan tujuan untuk mendatangkan kemakmuran
Kebudayaan memang dapat dijadikan panduan dalam menjalani tradisi kehidupan. Bagi mereka yang meyakininya, kemajuan zaman tidaklah menyurutkan atau melunturkan keyakinan yang di turunkan secara turun temurun oleh para leluhur. Ilmu fengshui masih sangat dipercaya oleh sebagian besar pengusaha tionghoa bahkan oleh mereka yang non tionghoa sebagai media pendatang hoki. Percaya atau tidak percaya, sebagai bangsa yang menghargai warisan budaya, tentu kita harus menghormati tradisi tersebut. Asalkan tidak merugikan orang lain.