5 Perbedaan Kurs Jual dengan Kurs Beli dalam Ilmu Perbankan

 Berbagai Perbedaan Kurs Jual dengan Kurs Beli_Mengetahui perbedaan kurs jual dan kurs beli sangat penting bagi para pebisnis atau wisatawan sebagai bahan pertimbangan menukarkan mata uangnya. Alasan harus tahu perbedaan kurs jual dan beli tidak terlepas dari sebandingnya uang yang ditukarkan dengan uang yang didapatkan.

5 Perbedaan Kurs Jual dan Kurs Beli

Bisa jadi, pertimbangan itu melihat besaran kurs jual dan kurs beli yang ditetapkan oleh pihak bank agar siap sedia apabila terjadi perbedaan kisaran jumlah uang yang didapatkan. Langsung saja, inilah 5 perbedaan kurs jual dan kurs beli:

1. Pengertian yang Berbeda

Hal pertama letak perbedaannya ada di definisi, karena penting sekali tahu maksud dari kurs jual dan kurs beli. 

Secara sederhana kurs jual  mengandung arti bank atau money changer menjual uang asing. Sedangkan kurs beli artinya bank membeli uang asing.

Namun secara istilah bisa dijabarkan bahwa kurs jual adalah kurs yang dipakai bank dalam menjual uang asing kepada pihak yang ingin menukarkannya

Berbeda dengan kurs beli, yang mana pihak bank membeli uang asing yang ditukarkan oleh penukarnya

Jadi letak perbedaan adalah bank sebagai subyek, apabila menjual berarti kurs jual dan membeli berarti kurs beli.

2. Fungsi Juga Berbeda

Kurs jual memiliki fungsi harga yang diberikan oleh bank kepada orang yang membeli mata uang asing. 

Sedangkan kurs beli, bank mematok besaran harga kepada orang yang menjual mata uang asing atau dengan kata lain, berarti kebalikannya dari kurs jual. 

Contohnya kurs jual:

Suatu hari Tuti akan pergi ke Amerika Serikat untuk berlibur di sana. Uang yang dibawa sebesar  Rp. 10. 000. 000, oleh karena itu ia ingin menukarkan mata uang rupiah ke dollar sebagai nama mata uang Amerika Serikat.

Contoh kurs beli:

Tuti telah menghabiskan waktu berlibur di Amerika Serikat selama sepuluh hari dirinya memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Tercatat, Tuti masih menyisakan USD 400 dan ingin menukarkannya ke rupiah. Maka rumus yang digunakan adalah kurs beli.

3. Perbedaan Cara Penghitungannya 

Keterangan contoh berdasarkan hal diatas. Terjadi perbedaan signifikan terkait penghitungan kurs. Perbedaan kurs jual dan kurs beli, paling diketahui dari cara penghitungannya ini. Kurs jual menggunakan rumus berikut ini:

Jumlah mata uang rupiah  : nilai kurs jual

Misalkan pada saat itu, nilai tukar yang berlaku adalah

  • Kurs Jual Rp.9.500 per US $ 1
  • Kurs Beli Rp.9.200 per US $ 1

Lalu berapakah jumlah uang yang akan diterima Tuti?

Maka, kurs yang digunakan adalah kurs jual. Pihak jasa penukaran tinggal menempatkan rumus yang ada.

Jumlah mata uang rupiah  : nilai kurs jual

Rp 10.000.000 : Rp 9.500.000= USD 1052.

Jadi nanti dari uang Rp 10 juta yang Tuti miliki,  akan mendapatkan uang dalam mata uang US Dollar sebesar = USD 1052.

Berbeda dengan kurs beli, ia menggunakan rumus berikut ini:

Jumlah mata uang asing x nilai kurs beli.

USD 400 x Rp 9.200= Rp. 3.680.000

Jadi, Tuti akan mendapatkan besaran uang Rp. 3.680.000

4. Nilai Kurs Jual dan Kurs Beli Berbeda

Dari contoh di atas, tentunya bisa menentukan perbedaan kurs jual dan kurs beli, termasuk juga adalah pada besaran nilai yang ditentukan oleh bank terkait. Kurs jual biasanya menempati besaran yang lebih tinggi dibanding dengan kurs beli. Padahal, kurs jual dan kurs beli akan berubah setiap saat.

Kemudian merubah perubahan harga jual beli menjadi bisnis yaitu bisnis valuta asing. Mereka yang berkecimpung di bisnis valuta asing akan selalu update harga jual beli tersebut. Sekalipun jumlah yang berbeda, setiap bank terkadang memiliki nilai yang berbeda.

Hal ini dikarenakan dari pihak jasa penyedia penukaran juga berkesempatan keuntungan dari tukar menukar mata uang. Seperti halnya saat tersebut besaran kurs jual adalah Rp. 9.500, sedangkan kurs beli Rp. 9. 200.

5. Perbedaan Pengaruh 

Bagi kurs jual, pengaruh nilai tukar terjadi pada importir. Apabila pelaku bisnis  membutuhkan komoditas dan bahan baku yang harus dibeli dari luar negeri, nilai tukar yang akan menentukan pendapatan yang diterima. Namun, jika rupiah Indonesia terdepresiasi terhadap dolar AS (biasanya dolar AS), perusahaan akan mengeluarkan lebih banyak uang untuk mengimpor bahan baku yang dibutuhkan.

Dalam hal ini, jika harga komoditas tidak naik, pedagang akan mengalami kerugian. meningkat. Dampak nilai tukar pada eksportir Bagi para pebisnis yang sering mengekspor barang, nilai tukar pasti sangat menguntungkan. Jika nilai mata uang asing meningkat maka harga jual produk yang diekspor ke luar negeri akan lebih tinggi dari harga dalam negeri, dan pedagang di sini biasanya sangat untung.

Berdasarkan perbedaan kurs jual dan kurs beli yang dipaparkan di atas, maka sangat penting untuk bisa menerapkan pengetahuan yang diterima. Ada lima hal penting yang menjadi perbedaan signifikan antara kurs jual dan kurs beli. Semoga dapat membantu.

Posting Komentar untuk "5 Perbedaan Kurs Jual dengan Kurs Beli dalam Ilmu Perbankan"